*copy paste tugas kuliah
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
Geokimia
adalah cabang ilmu geologi
yang mempelajari komposisi-komposisi kimia
bagian dari bumi
misalnya pada lithosfer
yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah
stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan CaCO3.
Geokimia
dibagi menjadi tiga bagian :
Ø Biogeokimia
Bidang biogeokimia mencakup penelitian
keilmuan mengenai proses dan
reaksi kimia,
fisika,
geologi,
dan biologi
yang membentuk komposisi lingkungan alam (termasuk biosfer,
hidrosfer,
pedosfer, atmosfer,
dan lithosfer), serta siklus zat dan energi yang membawa komponen
kimiawi bumi dalam ruang dan waktu.
Ø Geokimia isotop
Geokimia isotop
merupakan suatu aspek geologi
yang berdasarkan penelitian kandungan relatif dan absolut dari elemen
serta isotopnya
di Bumi.
Secara umum, bidang ini dibagi menjadi dua cabang: geokimia isotop stabil
dan radiogenik.
Ø Siklus
karbon
Siklus karbon
adalah siklus biogeokimia dimana karbon
dipertukarkan antara biosfer,
geosfer,
hidrosfer,
dan atmosfer
Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir
sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material
non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan
bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir,
terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang
bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan
Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran
yang lambat dengan atmosfer.
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Aplikasi eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia adalah suatu metode yang mengkonsentrasikan pd pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Spesifiknya adalah pengukuran sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam contoh (batuan, tanah, air dll) untuk mendapatkan anomali geokimia (konsentarsi abnormal unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungan atau background geokimia).
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:
1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi seperti Au, Pt, Cr dll)
2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak – lapuk/tidak)
Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978)
a. Seleksi metode, elemen2 yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2 secara umum & kedalaman conto utk mnentukan level yang dapat diyakini dan mengevaluasi faktor bising (noise)
c. Analisis conto, dilapangan dan laboratorium degan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode
d. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika)
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat & pnambahan metode geokimia
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
Eksplorasi geokimia adalah suatu metode yang mengkonsentrasikan pd pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Spesifiknya adalah pengukuran sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam contoh (batuan, tanah, air dll) untuk mendapatkan anomali geokimia (konsentarsi abnormal unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungan atau background geokimia).
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:
1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi seperti Au, Pt, Cr dll)
2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak – lapuk/tidak)
Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978)
a. Seleksi metode, elemen2 yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2 secara umum & kedalaman conto utk mnentukan level yang dapat diyakini dan mengevaluasi faktor bising (noise)
c. Analisis conto, dilapangan dan laboratorium degan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode
d. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika)
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat & pnambahan metode geokimia
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
Dua Hal dasar yang berkaitan dgn prospeksi geokimia
1. Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari
2. Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.
Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk dan jejak (Peters. 1978)
II.I.1 cara
penganbilan contoh atau sampling
• Sampling batuan : dilakukan pada singkapan, area tambang atau inti bor. ½ kg utk batuan berbutir halus, 2 kg untuk material berbutir kasar. Konteks geologi dari conto meggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, & alterasi.
• Sampling tanah : menguntungkan untuk area jarang outcrop. Conto diayak -80# 25-50 gr fraksi halus. Interval conto 300-1500 m (awal), 15-60 m (lanjutan).
• Sampling sedimen sungai : komposit alami material hulu – lokasi sampling. Efektif pada pengamatan awal dimana lokasi conto tunggal mungkin menunjukkan area tangkapan (catchment area) yang luas. Conto diambil 50-100 m sepanjang aliran (detail), 50 gr, -80.
• Sampling air : mudah dilakukan tapi conto air tidak stabil dalam waktu singkat. Faktor pengontrol kandungan logam dalam air permukaan (dilusi, pH, suhu, kompleks organik) sulit dievaluasi & kandungan logan relatif rendah.
• Sampling vegetasi : untuk koreksi rock sampling dan ground water untuk analisis kimia. Interpretasi lebih kompleks dari metode yang lain. Sampling berupa daun dan atau ranting ± 100 gr, diabukan & dianalisis. Contoh abu ± 10-30 gr.
• Sampling uap air raksa : petunjuk sulfide ore body diambil dari tanah, udara & air. Spektrometer portabel memompa gas dari lubang bor berdiameter kecil dlm tanah (± 5 cm). Conto efektif diambil dari tanah karena konsentrasi udara lebih banyak dari pada udara.
• Sampling batuan : dilakukan pada singkapan, area tambang atau inti bor. ½ kg utk batuan berbutir halus, 2 kg untuk material berbutir kasar. Konteks geologi dari conto meggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, & alterasi.
• Sampling tanah : menguntungkan untuk area jarang outcrop. Conto diayak -80# 25-50 gr fraksi halus. Interval conto 300-1500 m (awal), 15-60 m (lanjutan).
• Sampling sedimen sungai : komposit alami material hulu – lokasi sampling. Efektif pada pengamatan awal dimana lokasi conto tunggal mungkin menunjukkan area tangkapan (catchment area) yang luas. Conto diambil 50-100 m sepanjang aliran (detail), 50 gr, -80.
• Sampling air : mudah dilakukan tapi conto air tidak stabil dalam waktu singkat. Faktor pengontrol kandungan logam dalam air permukaan (dilusi, pH, suhu, kompleks organik) sulit dievaluasi & kandungan logan relatif rendah.
• Sampling vegetasi : untuk koreksi rock sampling dan ground water untuk analisis kimia. Interpretasi lebih kompleks dari metode yang lain. Sampling berupa daun dan atau ranting ± 100 gr, diabukan & dianalisis. Contoh abu ± 10-30 gr.
• Sampling uap air raksa : petunjuk sulfide ore body diambil dari tanah, udara & air. Spektrometer portabel memompa gas dari lubang bor berdiameter kecil dlm tanah (± 5 cm). Conto efektif diambil dari tanah karena konsentrasi udara lebih banyak dari pada udara.
II.2 Aplikasi
metode isotop dan geokimia dalam panasbumi
Metode
isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan eksploitasi
energi panasbumi serta pengembangannya. Metode geokimia menyediakan berbagai
informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur
reservoir, rasio uap – air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral
serta potensi korosi dan scaling. Pada lapangan panasbumi yang telah
beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk
memantau respon reservoir terhadap produksi.
Dalam tahap eksplorasi energi
panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat dimanfaatkan untuk:
·
Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir)
dengan penggunaan geotermometer kimia dan isotop
·
Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan
penggunaan metode isotop alam
Dalam tahap pengeboran sumur
produksi, metode geokimia dan isotop bermanfaat untuk memperoleh informasi:
§ Level
(kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
§ Perbandingan
air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
§ Menilai
kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan lingkungan
§ Memperkirakan
kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi, sumur
reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan.
Dalam
tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia difokuskan pada
komposisi fluida sumur produksi yang telah mengalami berbagai proses seperti
pendidihan dan pencampuran dalam reservoir.
Secara prinsip, studi tersebut digunakan
untuk:
Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal
yang dingin maupun dari masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam
Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif
Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer
produktif terhadap keluaran sumur
Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling
Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap
Merevisi model konseptual reservoir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar